Sering kita dengar, dengan sengaja atau tidak sengaja, kita atau orang lain, mengatakan kata “cuma” sewaktu berbicara.
Sebagai contoh :
- Saya “cuma” anak miskin
- Saya “cuma” anak seorang petani
- Saya “cuma” lulusan SMA
- Saya “cuma” anak kampung
- Tampang saya “cuma” pas-pasan
Dan masih banyak lagi “cuma” “cuma” yang lain.

Tahukah anda…!! Sadarkah Anda..!! sebenarnya kata itu tidak semestinya kita ucapkan. Bagaimana tidak?manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Mereka mempunyai akal yang dapat digunakan untuk mberfikir, bertahan hidup, mengembangkan kreativitas, dan lain-lain.

Cobalah kita benar-benar cermati makna suatu kalimat jika di dalamnya terdapat kata “cuma”. Yang akan kita temukan hanyalah penurunan derajat sebagai manusia dan penyumbatan potensi yang seharusnya masih bisa dikembangkan menjadi lebih baik lagi.

Secara tidak langsung, kita juga telah merendahkan kualitas diri kita sendiri sebagai seorang “manusia”.

Jika kita memang anak kampung, anak miskin, anak seorang petani, atau apapun itu, akuilah dengan bangga. Karena itulah KITA.

Dan yang paling penting, semua kekurangan yang ada pada diri kita “bukan untuk dimaklumi”, tapi jadikanlah semua kekurangan itu sebagai motivator agar kita dapat berubah menjadi lebih baik lagi

0 Comments:

Post a Comment



Cari

LP